Jual Produk Mutiara dari Lombok, Nusa Tenggara Barat

Kami menjual aneka produk berhiaskan mutiara air laut dan mutiara air tawar dengan harga murah. Kami bisa mengirimkan pesanan ke seluruh Indonesia.

Toko Online terpercaya www.iloveblue.netToko Online terpercaya www.iloveblue.net

Toko Online terpercaya www.iloveblue.netToko Online terpercaya www.iloveblue.net
Toko Online terpercaya www.iloveblue.net

Friday 4 December 2009

Mutiara Laut Selatan, Ratunya Mutiara Dunia

Kompas/khaerul anwar

ACARA bincang-bincang tentang mutiara yang digelar di sebuah hotel berbintang lima di Jakarta, pekan lalu, cukup semarak. Para wanita yang hadir sore itu sebagian menggunakan perhiasan berunsur mutiara. Tidak kerlap-kerlip seterang berlian, tetapi cukup bercahaya.
SEPERTI dikemukakan dalam undangan dan juga diulangi oleh moderator, acara yang didahului dengan acara minum teh itu, khusus membahas tentang mutiara. Tak cuma menyangkut jenis-jenisnya, teknis pembudidayaannya di laut, nasib mutiara Indonesia, tetapi juga nilai
mutiara yang bisa menjadi selangit.

Makanya didatangkan sebagai salah seorang pembicara, AB Susanto yang selain menjadi konsultan perhiasan, juga dianggap ahli dalam investasi. Kepada undangan para nasabah kategori CitiGold tersebut, disampaikan anjuran untuk melirik mutiara sebagai benda investasi.

"Di sini, di Indonesia memang belum seperti di Eropa atau Jepang di mana mutiara dihargai sedemikian rupa. Padahal mutiara yang bagus ya dari perairan kita, cuma orang Jepang saja yang pandai seolah-olah itu berasal dari Jepang," kata Ratna Zuhry, pemilik peternakan mutiara di Sumbawa yang sore itu tampil sebagai narasumber. "Sayang sekali, sekitar 80 persen pemilik peternakan mutiara di Indonesia justru orang-orang Jepang," tambahnya.

Harga sebutir mutiara yang sampai sekian juta bahkan sampai belasan juta rupiah, menurut Ratna, bukan sesuatu yang mengada-ada. Malah, katanya, sebuah mutiara berbentuk oval harganya mencapai 250.000 dollar AS.

Istimewa

Dengan sangat bersemangat Ratna mengatakan, "Kita di Indonesia dikaruniai tempat yang luar biasa untuk pembudidayaan mutiara, tetapi untuk sementara hasil itu belum maksimal kita nikmati. Orang luar lebih banyak mengambil hasilnya, orang luar pula yang mendapat nama
baik."

Selain di Nusa Tenggara Barat, mutiara terbaik juga dibudidayakan di perairan Maluku, Sulawesi, dan Irian. South Sea Pearl atau Mutiara Laut Selatan, sebutan jenis mutiara yang paling diminati oleh dunia Internasional, berasal dari perairan Indonesia tersebut, serta sebagian lagi dari Filipina dan Australia. Berbeda dari mutiara dari Tahiti, misalnya, The Queen of the Pearls dari Indonesia warnanya putih (white) serta keemasan (golden). Sementara mutiara dari Tahiti berwarna hitam.

Beragam tingkat

Mutiara pada dasarnya bisa dinikmati hampir semua kalangan, mulai mereka yang berduit, sangat berduit, sampai mereka yang kehidupannya sederhana. Ini dimungkinkan karena ada banyak sekali kualitas mutiara.

Pilih sesuai dengan kemampuan. Namun, jika yang diinginkan bukan sekadar perhiasan, tetapi juga investasi, tentu bukan sembarang mutiara yang harus dibeli. Seperti kata AB Susanto, "Untuk investasi, yang penting bukan banyaknya mutiara, tetapi kualitasnya."

Dalam bilangan uang, ia menyebut setidaknya mutiara seharga 5.000 dollar AS (berarti berkisar Rp 45 juta) yang layak dimiliki sebagai barang investasi. Atau kalau investasi riil malah sebaiknya dua kali harga itu.

Kompas/khaerul anwar

Kebanyakan orang di Indonesia agaknya masih terpaku pada mutiara sebagai benda menarik untuk perhiasan. Beda, misalnya, dengan berlian yang sudah sangat dikenal cukup mudah untuk diperjualbelikan dengan standar umum.

Dari segi gengsi, mutiara bahkan masih tertinggal jauh dibanding berlian. Soalnya tidak semua orang mampu mempunyai berlian, sementara mutiara praktis mampu dibeli oleh hampir semua kalangan.

Harga mutiara bisa sangat murah sehingga pedagang asongan di Lombok pun menenteng-nenteng mutiara. Harganya juga harga asongan, bisa cuma puluhan ribu rupiah untuk sebuah kalung yang dikelilingi penuh mutiara.

Kalau biasanya orang mengonotasikan harga murah dengan barang palsu, untuk mutiara harga murah tidak serta merta harus dicurigai sebagai mutiara palsu. "Mungkin yang murah itu adalah mutiara air tawar," kata Norberth Lee, dari toko Ocean Pearl yang menjual perhiasan mutiara.

Menurut dia, mutiara air tawar didatangkan dari Cina dalam jumlah sangat besar. Seperti namanya, jenis mutiara ini didapat dari kerang air tawar yang biasanya diternakkan di belakang rumah penduduk. Kalau kerang mutiara air laut biasanya cuma berisi satu butir, kerang air tawar bisa berisi 50 butir mutiara. "Makanya kalau panen bisa berember-ember," ujar Norberth Lee sambil menunjukkan foto panen mutiara di Cina.

Dari segi kualitas, Norberth menggeleng-gelengkan kepala. "Ya sudah pasti jauh sekali."

Budi daya mutiara

Salah satu lokasi budi daya tersebar di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa (Kabupaten Sumbawa, Dompu, dan Bima), dengan potensi areal 35.550 hektar dan potensi produksi 1.500 kilogram. Namun, dari potensi itu, baru 18.000 hektar areal dimanfaatkan dengan produksi
500-600 kilogram mutiara butiran setahun.

Menurut Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan NTB Ir Busrah Hasan, tahun 2001 saja ada 37 perusahaan budi daya mutiara air laut.

Sejumlah pengusaha dan teknisi di NTB, memperkirakan jumlah produksi tidaklah sebesar itu, melainkan cuma 200 kilogram.

Mutiara yang beredar di Lombok, demikian kata sejumlah pengusaha, termasuk produk daerah lain seperti Irian Jaya, Maluku, NTT, Sulawesi. Juga mutiara air tawar yang umumnya berasal dari Cina.

"Letak geografis NTB yang strategis, tersedianya transportasi darat, laut, dan udara, kemudian keterampilan penduduknya sebagai pandai emas, merupakan faktor pendukung berkembangnya usaha mutiara di Lombok," ujar Budiyanto Halim, dari PT Selas Alas, yang lokasi usahanya berada di Pulau Kalong, Kabupaten Sumbawa.

Mutu perairan Lombok yang pas buat pembudidayaan mutiara makin mendorong pengusaha menanamkan investasi di bidang itu.

Malah satu dasawarsa terakhir, kata Johan Bachtiar, seorang pengusaha mutiara di Mataram, Lombok menjadi pusat perdagangan mutiara di Indonesia.

Lapisan asing

Meski sudah dikenal berabad-abad, pengembangan mutiara sangat gencar dilakukan pada abad ke-20. Aslinya, mutiara terbentuk karena penolakan siput terhadap benda asing yang masuk, yang biasanya berupa pasir.

Mutiara merupakan hasil reaksi atau penolakan dari disakitinya kerang mutiara oleh benda asing tersebut yang diwujudkan dengan keluarnya cairan yang melapisi seluruh benda asing tadi. Hasil zat pelindung itu menjadikan benda itu berwarna-warni dan mengkilat.

Pada sistem budi daya, mutiara dapat dibuat dengan memilih kerang berumur 15 bulan berukuran 12 cm. Benda asing yang biasanya disebut nucleus di sini diciptakan untuk disuntikkan dekat insang pada rongga mantel (kulit lunak yang meliputi tubuh kerang). Nucleus disuntikkan setelah bagian daging dirobek memakai pisau operasi. Total waktu yang dibutuhkan sampai panen, sekitar 24 bulan.

Nucleus terselip antara mantel dan cangkang sebagai rumah kerang, bisa menghasilkan mutiara setengah bundar dan bundar. Mikimoto, Nikishawa, Machii dari Jepang, adalah perintis budi daya mutiara dengan teknik itu.

Pengamatan Budiyanto Halim (1987-1993), dari 1.000 kerang mutiara hanya dua-tiga ekor saja yang menyimpan mutiara berukuran sebesar biji beras dan jagung. Makanya, itu salah satu yang membuat mutiara menjadi barang mahal, karena sulitnya mendapatkan hasil yang diharapkan.

Bentuk serta warna yang dihasilkan tetap saja tiap kali mengandung kejutan. Namun secara umum, jelas Norberth Lee, bentuk yang dikenal adalah bulat (round), tetesan air (drop), seperti kancing (button), circle, baroque, dan semi baroque.

Menurut Norberth, citra mutiara untuk wanita berusia matang, kini sudah mulai bergeser. "Mungkin karena desainnya sekarang tidak lagi mengambil desain konvensional mutiara," kata Norberth.

Yang dimaksud desain konvensional, misalnya, berupa kalung yang dipenuhi mutiara dari ujung ke ujung atau giwang serta cincin bermata sebutir mutiara.

"Yang seperti itu memang masih bertahan, tetapi desain-desain agak funky kini juga dibuat untuk mutiara," ucap Norberth yang kemudian memperlihatkan contoh sebuah anting-anting pajang berbandul mutiara abu-abu pada bagian bawahnya. Jika si pemakai bosan, anting-anting
panjang itu bisa dijadikan giwang sehingga tampak lebih resmi. "Atau mutiara bisa dilepas sama sekali sehingga tinggal emas putihnya saja," tambah Norberth sambil membongkar pasang anting-anting itu.

Di luar berlian, mutiara tidak mempunyai pesaing. Macam-macam batu mulia, menurut Norberth justru menjadi pendukung yang menguntungkan buat mutiara. "Mereka yang sudah mempunyai koleksi batu ingin memiliki mutiara, begitu juga sebaliknya."

Harga mutiara yang ada di tokonya rata-rata Rp 1 juta tiap gramnya. Selain pembeli dari negeri sendiri, tokonya juga mempunyai pembeli dari Jepang, Korea dan orang-orang Eropa, Amerika dan Australia yang jumlahnya sekitar 30 persen.

Keterangan soal harga ini memang sangat beragam. Menurut Budiyanto Halim, kelas terbaik yang diameternya 11-12 mm produk lokal NTB mencapai Rp 650.000 per gram. "Tahun 2001 ini, pasaran mutiara di tingkat dunia (kelas A, B, C, D) 25-30 dollar per gram," ucap Budiyanto. Harga ini terbilang murah dibanding tahun 1993 ketika mutiara mencapai 200 dollar AS per gram.

Pemasaran mutiara tergantung pada selera konsumen. Misalnya Amerika Serikat dan Eropa semua warna mutiara laku dipasarkan, sedang konsumen di Korea umumnya lebih senang mutiara berwarna kuning, orang Jepang justru lebih suka warna putih. Di Indonesia, khususnya pembeli di Jakarta menggemari warna putih dan emas.

Harga mutiara itu kian bernilai ekonomis tinggi setelah dikombinasi dengan emas atau emas putih. Bahkan di tangan pandai emas, mutiara kelas menengah bisa memiliki daya tarik bagi konsumen, seperti dilakukan pandai emas Lingkungan Sekarbela, Kodya Mataram. Produk
cincin, kalung, liontin, giwang, dan semacamnya, dari yang mahal sampai yang murah bisa didapat di sentra ini.

Nama produknya pun mengambil istilah yang sedang populer. Sebutlah nama cincin casandra, pemeran dalam salah satu telenovela, yang ringnya dari emas dan matanya dari mutiara divariasikan dengan sejenis batuan sirkon.

Gelang paloma, yang bahannya mutiara air tawar yang tiap butirannya dibungkus dengan aksesori berbentuk keranjang. Ada pula produk lain berupa bros melati, bunga tulip, anggur (terdiri satu set giwang, cincin, liontin). (rul/ret)

sumber: www.kompas.com

No comments:

Post a Comment